Rabu, 15 Agustus 2012

Renungan kisah "Zahrana"

Akhirnya aku bisa bernafas lega...

Setelah 1 minggu blog tercinta ku ini di sandra oleh akun google+, kini aku bisa mencurahkan isi hatiku dan membagikan hal-hal yang mungkin bisa untuk di bagi kepada kalian..

Untuk sekarang ini, jadi mahasiswa tak doyan kampus tanpa blog itu rasanya es batu banget...

Dingin, kaku dan serasa tak ada tempat untuk membagi cerita..

Puasa romadhon tinggal beberapa hari lagi, kegiatan ku di TK pun sudah mulai libur..
Inilah saatnya aku menyelesaikan urusan pribadiku, mulai dari bayar pajak motor, servis motor, bayar DP travel sampe ngitung THR.... hhahhaaa...

 Dan hari ini adalah jadwalku pergi bareng temen-temen pondok.. Ya... kita sudah menantikan ini setahun yang lalu, yaitu nonton film “Cinta Suci Zahrana” karangan Habiburrahman el-shirayz...





Film yang mengisahkan seorang wanita berprestasi dengan berbagai macam penghargaan , namun belum menemukan pendamping hidupnya, berbagai lamaran sempat datang padanya, namun tidak ada satupun yang cocok dengan dirinya, hingga ia lelah dan kemudia lamaran yang terakhir muncul dari mahasiswanya sendiri..

Begitulah misteri jodoh, ketika dicari, akan sulit untuk menemukannya, namun ketika kita sudah memasrahkan itu kepada sang pemilik segalanya, jodoh itu akan datang dengan sendirinya..

Kegelisahan , kedukaan dan air mata adalah bagian dari sketsa hidup dan kehidupan kita sekalian hamba di dunia ini. Tetesan air mata yang bermuara dari hati dan berselaputkan kegelisahan jiwa terkadang memilukan hingga mencipta keresahan dan kebimbangan.

Kedukaan karena kerinduan yang teramat sangat dalamnya menyebabkan kepedihan yang menyesakkan ruang dada.
Jiwa yang rapuh pun mengadu , berkeluh-kesah pada alam serta isinya , bertanya di manakah pasangan jiwa berada. Lalu hati menciptakan serpihan kegelisahan , bagai anak kecil yang kehilangan ibunya.
Keinginan bertemu pasangan jiwa , bukankah itu sebuah fitrah seorang hamba ??? Semua itu hadir tanpa disadari sebelumnya hingga tanpa sadar telah menjadi bagian hidup yang tidak boleh dipisahkan lagi.

LETIH... Sungguh letih jiwa raga. Sendiri mengayuh biduk kecil dengan rasa hampa tanpa tahu adakah belahan jiwa di luar sana? ?? NAMUN.. kehidupan manusia bukan hanya untuk dunia fana ini saja karena masih ada akhirat yang kekal abadi.

Memang , setiap manusia telah diciptakan berpasangan , Seseorang yang belum menemui pasangan jiwanya , Insya ALLAH akan dipertemukan suatu hari nanti. Keresahan dan kegelisahan janganlah sampai mengubah pandangan kepada Pemilik Cinta. Berserah kepada Maha Pemurah. Kembalikan segala urusan hanya kepada-Nya , karena DIA Maha Memberi dan Maha Pengasih.

Ikhtiar , munajat serta untaian doa tiada habis-habisnya dicurahkan kepada Pemilik Hati.
aku sadar tak usah membandingkan diri dengan orang lain , karena DIA pasti memberikan yang terbaik untuk setiap hamba-Nya , meskipun adakalanya diriku tidak menyadarinya.

tak perlu bersedih lalu menangis di penghujung malam karena tak kunjung usai memikirkan siapa kiranya pasangan jiwa.
Menangislah karena air mata permohonan kepada-Nya di setiap sujud dan keheningan pekat malam.
Jadikan hidup ini penuh dengan harapan yang baik kepada Pemilik Jiwa. Bersiap menghadapi putaran waktu hingga setiap gerak langkah serta helaan nafas bernilai ibadah kepada Maha Pencipta.

Bukankah kalau sudah saatnya tiba , jodoh tidak akan lari ke mana karena sejak roh telah menyatu dengan jasad , siapa belahan jiwamu telah tersurat. Sabarlah , bukankah mentari akan selalu menghiasi pagi dan malam senantiasa indah dengan sinar lembut rembulan dipagar bintang.

Senyum dan hapuskan air mata serta hilangkanlah lara di jiwa. Terima semua sebagai bagian dari perjalanan kehidupan yang ku jalani. Hingga , kelak aku akan rasakan tidak ada lagi riak kegelisahan dan keresahan saat bersendirian.

Duhai hati.. bersabarlah.. Insya ALLAH.. tetap berusaha memperbaiki diri.. semoga diri ini segera menjadi sayap kiri kaum adam.. sehingga dapat terbang bersama dengan lengkap.. untuk mendapatkan ridho ILLAHI.. terbang ke syurga ILLAHI.. aamiin ya Rabbal 'alamin. . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar