Kamis, 19 Juli 2012

ADA APA DENGAN IP (INDEKS PRESTASI)


"Indeks Prestasi adalah Penilaian keberhasilan seorang mahasiswa yang dinyatakan dengan nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai akhir yang menggambarkan mutu penyelesaian suatu program studi."

Di atas itu adalah pengertian secara resmi dari Indeks Prestasi (IP). Tapi apa IP memang benar-benar nyawa bagi setiap mahasiswa? Apa IP tinggi mempengaruhi kualitas kehidupan seorang mahasiswa di kehidupan yang akan datang? Ok, 4 kali menerima IP tiap semester dan sudah 2 kali IP itu turun drastis yang mempengaruhi IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). Dan itulah yang dinamakan takdir dari sang ilahi, ikhtiar sudah, berdoa insya ALLOH sudah, tetapi hasil belum sesuai dengan yang di inginkan..

Tak jarang ada juga teriakan teman-teman gara-gara IP..

"Aduh IP di bawah 3" atau "Gak sesuai target IP" atau "Yah harus ngulang taun depan". Sedikit contoh dari banyaknya kalimat yang sejenis. Apa dengan IP rendah atau ngulang taun depan lantas kehidupan kalian berakhir? Atau kalian malu dengan IP rendah? Wake Up guys,,,
IP yang di dapatkan itu hasil dari usaha selama 6 bulan. Dapat IP 3,3 misalnya, itu karena usaha hanya sebatas 3,3. Atau ada yang "beruntung" dapat IP tinggi dengan hanya modal dengkul? Itu namanya penjerumusan diri sendiri terhadap kebodohan. Ini ada sedikit quotes dari salah seorang dosen dari universitas temen saat seminar, berikut kutipannya:

 “Prinsip pertama adalah bahwa Anda tidak harus menipu diri sendiri dan Anda adalah orang yang paling mudah untuk menipu. Jadi saya ingin Anda, keberuntungan berada di suatu tempat di mana Anda bebas untuk mempertahankan integritas seperti yang saya jelaskan, dan di mana Anda tidak merasa dipaksa oleh kebutuhan untuk mempertahankan posisi Anda dalam organisasi, atau dukungan keuangan, atau lebih pada, kehilangan integritas Anda. Semoga Anda memiliki kebebasan itu”

Ketika IP ku turun itu sebuah kegagalan sebagai sesuatu yang biasa saja dan menjadikannya sebagai momen pembelajaran. Dalam hidup tentunya ada cerita kesuksesan dan cerita kegagalan. Sukses dan gagal ibarat dua sisi koin yang tidak dapat dipisahkan. Seseorang yang menginginkan kesuksesan harus siap menghadapi kemungkinan terjadi kegagalan. Ini wajar. Seorang pemenang mengenali konsep ini dengan baik. Ia akan bekerja keras untuk mencapai cita-citanya, tak peduli seberapa besar rintangan menghadang. Dan ketika rintangan tersebut menghalanginya sehingga terjadi kegagalan, ia tidak patah arang, malah hal itu menjadi pelecut agar bisa menjadi lebih baik.

Pemenang sejati membutuhkan banyak gagal untuk menjadi sukses karena kegagalan yang ada dijadikan sebagai pelajaran agar tidak terulang lagi di masa depan. Inilah yang dilakukan oleh orang-orang sukses seperti Nabi Muhammad SAW, Thomas Alfa Edison, Soichiro Honda, Abraham Lincoln, dan tokoh sukses lainnya.

Kegagalan adalah keniscayaan. Seperti sebuah hukum alam bahwa siapa saja yang tidak menyempurnakan dengan baik usahanya maka bisa dipastikan akan terjadi kegagalan. Ini sesungguhnya memberikan kita pelajaran akan sebuah jalan kesuksesan. Tergantung bagaimana
meresponnya.

Berikut adalah dua cara positif dalam menyikapi sebuah kegagalan:
1. Gagal kita butuhkan sebagai sebuah pembelajaran agar tidak terulang di masa mendatang
Ini mengingatkan aku akan sebuah perjuangan seorang Abraham Lincoln
Gagal dalam bisnis pada tahun 1831.
Dikalahkan di Badan Legislatif pada tahun 1832.
Gagal sekali lagi dalam bisnis pada tahun 1833.
Mengalami patah semangat pada tahun 1836.
Gagal memenangkan kontes pembicara pada tahun 1838.
Gagal menduduki dewan pemilih pada tahun 1840.
Gagal dipilih menjadi anggota Kongres pada tahun 1843.
Gagal menjadi anggota Kongres pada tahun 1848.
Gagal menjadi anggota senat pada tahun 1855.
Gagal Menjadi Presiden Pada Tahun 1856.
Gagal Menjadi anggota Dewan Senat pada tahun 1858.
Akhirnya pada tahun 1860, ia dilantik sebagai presiden Amerika yang ke-16 dan menjadi salah seorang presiden yang sukses dalam sejarah Amerika.
Sebuah kegigihan yang menakjubkan dan menunjukkan bahwa kegagalan bukanlah sebuah masalah atau beban yang berat tapi momen pembelajaran agar bisa lebih baik di masa mendatang.

2. Gagal dalam melakukan sesuatu yang berguna adalah lebih baik dari pada tidak melakukan apapun
Seseorang yang tidak melakukan apapun untuk meraih cita-citanya merupakan pecundang yang hanya bisa berkhayal. Ia sudah menyerah terlebih dahulu ketika rintangan menghadang. Pikirannya tentang masalah lebih besar dari pada masalah yang sesungguhnya. Ini yang membedakan dengan seorang pemenang, meskipun masalah menghadang, ia tidak lari menghindar tapi dihadapi dengan penuh semangat. Tidak peduli hasil akhirnya akan seperti apa karena sadar bahawa apapun yang terjadi akan meningkatkan kualitas hidupnya.
Dengan dua cara pandang di atas, maka mulailah bergerak dari sekarang. Tak perlu khawatir dengan rintangan dan bayangan kegagalan di depan. Bila Allah SWT menakdirkan di perjalanan kegagalan terjadi, maka kita terima dengan senyum penuh percaya diri dan berkata layaknya sebuah jargon di sebuah iklan detergen “gagal itu baik”.

Intinya bagi ku, IP itu hanya seonggok angka di atas kertas, gak lebih. Yang menjadi nilai sesungguhnya itu adalah proses pembelajaran, pemahaman konsep, dan aplikasi dalam kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar